Sergapan Rasa
Berterbangan sudah satu-satu
jiwa-jiwa berlumur rindu
Menuju pusaran syahdu
Bertemu padu, bertalbiyah hiraukan waktu
Terulang lagi degup cemburu
dan airmata haru
Menyusupi ingatan, membangunkan kenangan
pada satu masa yang menghimpun lelah tatkala jiwa raga bersimpuh
akan satu tempat memesona berkelambu jutaan manusia
atas satu amal bersejarah sebab terpatri sepanjang hayat melekat
Maka ketika masa berulang
Sergapan rasa itu pun datang
Di tengah taburan petuah, do’a dan pesan menjelang
Di antara wajah-wajah sendu campur tegang
Ingin kulebur gemuruh ini seraya membisikkan do’a perpisahan,
jua menitipkan setangkup salam pada sang Junjungan
Agar terbawa terus ruh yang acap mengeruh
melambung ke pelataran Haramain, perhelatan Arafah, peristirahatan Mina
serta seluruh rangkaian perjamuan nan suci…
Oh, rindu nian !
Ingin kuhanyut kembali dalam arus beragam rupa insan
menuju satu titik tujuan
Lisannya basah, langkahnya ringan
Mengalun seirama berdengung serempak
mendayu di telinga luapkan sesak
Lumerkan genang di sudut kelopak
“Labbaik Allaahumma labbaiik labbaika laa syariika laka labbaiik..
…inna al-hamda wa ni’mata laka wal mulk laa syariika laka”
[6107, October 2011]
****
Lagi-lagi tak jemu kurangkai kalimat rindu sambil melamunkan peristiwa tiga tahun silam.
Moga ingatan itu tersimpan aman di kalbu bagai perahu karam.
Lagi-lagi tak putus do’a terpanjat bagi para sahabat atau kerabat yang bersiap menjadi tamu-Nya,
“Semoga Allah menambahkan ketaqwaan pada kalian, mengampuni dosa-dosa kalian serta memudahkan kebaikan dimana pun kalian berada.”
Dan lagi-lagi tak surut kupesankan pada tiap saudara seiman yang begitu mendamba sujudkan kening di tanah suci, “InsyaAllah kan terwujud cita itu, selama bersikeras dalam usaha dan do’a.”